Dari penulusuran di dunia maya, dijumpai beberapa model grafting. Berikut model grafting yang dikutip dari situs www.appleman.ca:
- cleft grafting
cleft grafting merupakan model grafting dengan membuat celah (cleft) pada batang rootstock yang selanjutnya disisipkan entres didalamnya |
kunci dari semua model grafting adalah layer kambium harus pas antara rootstock dengan entres |
Model lain dari cleft grafting (sumber: wikipedia) |
- bark grafting
Bark grafting merupakan model grafting dengan mnyisipkan entres pada kulit (bark) batang rootstock |
- whip and tongue grafting
whip and tongue grafting ini pada dasarnya mirip dengan clef namun model sayatannya yang berbeda |
- bridge grafting
- bud (mata tunas) grafting
Teknik penyambungan lain yang juga diterapkan oleh sahabat-sahabat penggemar anggur adalah sambung susu dan mini grafting. Sambung susu merupakan teknik penyambungan dengan kondisi entres tidak dipotong. Jadi, penyambungan dilakukan dengan kondisi masih memiliki akar. Entres dipotong pada saat telah menempel sempurna pada rootstock. Teknik sambung susu ini juga banyak digunakan untuk menambah "kaki" pada pohon durian yang ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman karena suplai makanan dari akar yang melimpah. Sedangkan mini grafting pada prinsipnya menggunakan cleft grafting namun dilakukan pada batang yang masih hijau dan kecil. Jika sempat berselancar di youtube, ketikkan kata kunci "mini grafting" atau "green on green grafting". Disana ada panduan video lengkap langkah-langkah untuk melakukan mini grafting.
Dan.... belum komplit rasanya piara anggur tanpa menguasai ilmu grafting menggrafting ini. Bahan yang paling mudah didapat untuk praktik grafting adalah mini grafting, hanya membutuhkan rootstock dengan tunas yang tidak terlalu besar dan entres dari tunas yang tidak terlalu besar pula. Mini grafting ini juga dapat digunakan untuk memanfaatkan cabang-cabang muda yang biasanya dibuang dalam rangka pengaturan percabangan pohon anggur. Permasalahan dalam sambung pucuk ini cuma satu... ukurannya.. hehe...
Batang yang muda, ukuran yang kecil dan rapuh membuat saya harus ekstra hati-hati melakukan mini grafting. Yang perlu diperhatikan dalam mini grafting adalah pertama, gunakan batang yang sudah agak keras namun masih berwarna hijau, baik entres maupun rootstocknya. Ini akan mempermudah saat memasukkan entres ke dalam belahan batang roorstock. Kedua, pemilihan bahan ikat. Untuk bahan ikat ini bisa menggunakan grafting tape, suatu plastik dengan gulungan mirip isolasi selebar 1 inci yang digunakan khusus untuk grafting. Ada juga rekan-rekan hobiis anggur yang hanya menggunakan plastik es lilin dan banyak yg berhasil... *ngiri*. Namun, disarankan menggunakan plastik dengan tekstur mirip grafting tape misalnya plastik wrap pembungkus makanan.
Sudah banyak entres yang jadi korban tangan saya dalam mempelajari mini grafting ini..hehe... Bahan pengikat yang digunakan mulai plastik es lilin, plastik wrap, grafting tape sampai akhirnya jatuh hati pada parafilm. Bahan plastik es lilin belum pernah menunjukkan hasil yang signifikan. Setiap memasuki hari ke-3, hasil grafting mulai layu (konon katanya ketika grafting telah melewati hari ke-3 dan masih segar berarti masih ada harapan :p). Graftingan nyaris berhasil ketika menggunakan plastik wrap dan grafting tape. Waktu itu dapat sumbangan entres varian palieri, karena ukuran entresnya besar saya mengorbankan prabu bestari saya untuk jadi rootstock. Bud sempat pecah dan bertunas. Namun ketika sungkup grafting dibuka, tunasnya mendadak layu dan kering semua berikut rootstocknya. Saya langsung patah hati... Tapi tidak menyerah. Grafting tetap dicoba dengan menggunakan grafting tape.. dan gagal terus.. sampe persediaan rootstock yang ada gundul semua...hehe...
Percobaan berikutnya mini grafting dengan menggunakan parafilm. Terinspirasi dari video mini grafting milik salah satu sahabat di grup anggur yang diposting di youtube. Parafilm merupakan bahan sealer yang biasa digunakan untuk menutup tabung reaksi, cawan petri atau wadah-wadah di laboratorium agar tidak terkontaminasi. Bahan parafilm ini lentur dan teksturnya agak lengket. Jadi, saat membalut sambungan grafting tidak perlu membuat ikatan/simpul, ujung tali cukup direkatkan saja. Mungkin ini yang membuat tingkat keberhasilan grafting lebih besar karena resiko sambungan berubah posisi jadi lebih kecil. Bahan parafilm ini memang agak sulit ditemui, mungkin yang menyediakan adalah toko-toko penjual alat-alat laboratorium. Untungnya, saya menemukannya di salah satu toko online lokal. Harganya lumayan menguras kantong tapi cukup sebanding dengan hasilnya, karena saya baru berhasil melakukan grafting ketika menggunakan bahan ini.. hehehe...
Langkah-langkah mini grafting menggunakan parafilm kurang lebih seperti ini:
- Iris ujung entres berbentuk V dengan ujung lancip. Perhatikan posisi irisan dengan posisi mata tunas. Alat pemotong sebaiknya menggunakan silet untuk alat cukur yg dipatahkan jadi dua. Selain lentur, silet ini juga tajam sehingga entres maupun batang rootstock tidak memar.
- Belah batang rootstock, bisa dibelah biasa tapi lebih bagus dibelah dengan membentuk huruf V untuk menghindari memar/resiko tertekuk saat entres disisipkan. Saya pribadi lebih memilih belah biasa karena kalo belah V suka kebablasan motongnya..hehe... Cm ya gitu, harus ekstra hati-hati saat menyisipkan entres.
- Sisipkan entres pada belahan batang rootstock. Untuk rootstock, saya menggunakan anggur sejuta umat, isabella. Varian ini banyak dijumpai di tukang-tukang jual kembang/tanaman, sangat adaptif dengan iklim Indonesia dan relatif tahan banting. Perhatikan posisi bud entres dan bud pada rootstock. Usahakan posisi kedua bud tersebut berlawanan sisi (selang-seling), karenanya penting untuk memperhatikan posisi irisan V pada entres.
- Bebat sambungan dengan menggunakan parafilm. Untuk bebat ini, potong parafilm dengan ukuran kurang lebih 3 x 1 cm, tarik parafilm tersebut sampai panjangnya mencapai kurang lebih 3x panjang semula dan bebatkan.
- Setelah dibebat, bungkus entres dengan parafilm. Potong parafilm dengan ukuran 3 x 3 atau sesuaikan dengan panjang entres. Tarik parafilm tersebut dan balutkan ke entres sambil ditekan-tekan lembut agar nempel dan entres terbungkus sempurna.
Dengan langkah-langkah tersebut, diperoleh hasil kurang lebih seperti ini.
- Entres black panther/cherna panthera nempel pada isabella. Dorongan pertumbuhan bud entres akan merobek bungkusan parafilm :)
- Ini juga entres black panther. Mini grafting yang dilakukan bersamaan dengan foto di atas namun perkembangannya lebih lambat
- Selanjutnya giliran autumn royal beraksi... ^_^
Kalau dulu semangat mencoba grafting karena bolak-balik gagal jadinya penasaran. Sekarang karena ada yang berhasil tumbuh jadi tambah semangat (baca: bernafsu) pengen mainan grafting terus...hehe...
Well... Selamat mencoba ;)
Mantap...
ReplyDeletematur nuwun... cuma berbagi pengalaman saja, om... :)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKok ilang, om?!... :)
Deletealternatifnya selain pake parafilm bisa ngga pake plastik okulasi?
ReplyDeleteBisa... tekstur plastik okulasi biasanya seperti plastik wrap untuk membungkus makanan. yang perlu diperhatikan dalam menggunakan plastik okulasi adalah saat pelepasan plastik tersebut yaitu saat sambungan telah melekat sempurna atau ketika sambungan agak keliatan "tercekik" karena batang mulai membesar. Kalau menggunakan parafilm, kita tidak perlu melepas bebatan sambungan karena dia akan robek sendiri ketika tumbuh calus dalam sambungan atau sambungan itu sendiri tumbuh membesar.. :)
DeleteOh ya... klo menggunakan plastik okulasi, jangan lupa disungkup untuk mencegah agar entres tidak kering.. :)
Deleteapakah parafilm sama saja bahanya dengan plastik okulasi ?
ReplyDeletebeda.. tapi ada juga parafilm yg bentuknya roll seperti plastik okulasi... :)
DeleteSya mw tnya,brp lama smpai tumbuh tunas stelah grafting
ReplyDeleteSya mw tnya,brp lama smpai tumbuh tunas stelah grafting
ReplyDeleteSya mw tnya,brp lama smpai tumbuh tunas stelah grafting
ReplyDeleteMantap....aku jadi pingin mencobanya....tq bro...
ReplyDeleteKalo menurut sy hasil grafting itu lebih lambat pertumbuhannya dr pada stekan
ReplyDeleteSuwun ilmunya suhu
ReplyDelete