I'm Just An Ordinary Woman ^_^

Saturday, May 23, 2009

Dolanan Tradisional Anak-Anak (1)

Abad 21 identik dengan kecanggihan teknologi dan komputerisasi termasuk di dunia mainan anak-anak. Pasti anda ndak asing sama yg namanya Play Station, Xbox, Nintendo, PSP apalagi kalo nyentuh makhluk yg namanya komputer...Age of Empire, Stronghold Cruisader, Wedding Dash bahkan kalo belom marem juga langsung kutak kutik software pemrograman... bikin game ndiri.
Nggak munafik, aku ndiri juga tergila-gila ma teknologi. Tapi nggak ada salahnya kan kita menengok ke belakang sebentar, menggali kembali mainan2 tempo doeloe yg agaknya mulai jarang dimainin anak-anak abad 21. Lempar karet, lompat tali, bendan ato engklek, gim2an, dan masih banyak lagi yg lain.
Kadang aku merasa untuk urusan mainan begini anak kecil jamanku dulu lebih kreatif bila dibanding anak kecil sekarang. Mungkin ini karena keterbatasan sarana, juga hiburan. Jangankan game watch, stasiun TV jaman dulu yg ada cm TVRI. Yang punya TV berwarna pun bisa diitung pake jari.

Curhat kali ini mbahas tentang mainan-mainan ndeso masa kecilku yg pake nyanyian dulu aja. Karena klo mo bahas semua sekarang bakalan panjang dan aku bakalan bingung nulisnya gimana he he. Mainan yg pake nyanyian biasanya dimainkan lebih dari 3 anak. Bisa dikatakan permainan ini merupakan sarana bagi anak-anak untuk bersosialisasi dengan temen-temen sebayanya. Bahkan ada sebagian permainan yg mendidik anak-anak untuk bertindak jujur dan fair, saling menghargai satu sama lain. Dan, syair lagunya biasanya membentuk seperti pantun, berima, bahkan kadang artinya nggak nyambung satu sama lain.

Gong-gong Bolong 

Gong-gong bolong...ah kangen juga ma mainan yg satu ini. Aku dulu sering main sama keponakanku, entah mereka sekarang masih ingat apa nggak. Mainan ini bisa diklasifikasikan untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun karena sangat sederhana. Sesederhana permainan ciluk baa, hanya perlu sedikit waktu untuk menghafal nyanyiannya ^_^ dan, tidak ada kalah dan menang dalam permainan ini.
3 anak atau lebih duduk berhadapan membentuk lingkaran, salah satu anak mengulurkan tangan, menempelkan genggaman tangan kiri di lantai dg jempol menjulur ke atas, tangan kanan menggenggam jempol kiri yang terulur, disambung genggaman tangan temen-temen yg lain sehingga membentuk semacam menara genggaman tangan. "Menara" td digoyang-goyang sambil bernyanyi:
gong-gong bolong
adu merak adu sapi

mecaho ndogmu siji

nek gak pecah tak thuthuki

thok..thok..pyorrr..


terjemahannya:

gong-gong bolong
adu merak adu sapi
pecahkan telurmu satu
kalo tidak pecah biar aku yg memukuli
tok..tok..pyorr..


sembari mengucapkan thok.. thok..., "menara" diayun ke atas bawah, mengetuk-ngetuk lantai. Pas kata "pyorrr", "menara" tadi dilepas seolah seperti telur yg pecah. Telapak tangan masing-masing anak ditelungkupkan di lantai. Salah satu anak bertindak sbg pemimpin permainan ini. Biasanya yg tangannya paling bawah di menara td (disini biasanya aku berperan he he). Dia menggoyang-goyang punggung telapak tangan temen-temennya secara berurutan menggunakan ujung jarinya (bahasa Jawa: unyek2) sambil bernyanyi:
unyek-unyek beranti
ono bebek pinggir kali

nyucuki wader pari

kok lunyu dalan iku

lunyu maneh mari udan

kok ayu arek iku

ayu maneh mari dandan

Terjemahannya:

Unyek-unyek beranti
ada bebek (di) pinggir sungai
mematuk-matuk (ikan) wader (dan) padi
kok licin jalan itu
(lebih) licin lagi sehabis hujan
kok cantik anak itu
(lebih) cantik lagi sehabis dandan

sampai akhir bait ini, siapa yg kena unyek2 tadi telapak tangannya diangkat sama pemimpin permainan dan ditaruh diatas kepala sembari bilang:

cu..cuuit...jemblem..

dan tangan lainnya ditaruh di ketiak. Begitu seterusnya sampe sisa 1 peserta yg nggak kebagian "jemblem" td. Tugas dari anak yg nggak kebagian ini adalah nanyain masing-masing anak (aku biasanya sengaja menempatkan diriku di posisi ini :p), pertanyaannya kurang lebih seperti ini:

"sing mbok suwun iku opo?" ("yang ada di atas kepalamu itu apa?") *1

Temannya akan menjawab apa aja, sesukanya dia. Biasanya, akan menjawab salah satu nama penganan atau kue. Selanjutnya "kue" khayalan td diserahkan ke penanya dan penanya td akan berpura-pura memakannya. Tangan yg di atas kepala sudah turun, sisa yg di ketiak. Si penanya kembali melontarkan pertanyaan :

"sing mbok kempit iku opo?" ("yang kamu kempit itu apa?")

Temannya akan menjawab nama salah satu senjata dan menembakkan ke penanya tadi. Dan penanya akan berpura-pura mati dengan gaya jatuh yg dibuat selucu mungkin agar peserta permainan td tertawa. Kemudian dia bangun lagi dan menanyai anak selanjutnya. Begitu seterusnya sampai anak-anak yg posisi tangannya di kepala dan ketiak sudah ga ada lagi.
(Bersambung)

*1 Kata suwun atau nyuwun dalam bahasa Jawa berarti membawa barang diatas kepala; bisa juga berarti "terima kasih" atau bahasa sopan untuk kata "minta"

4 comments:

  1. anak ane tergilagila sama game ini,
    walo ane cuman apal:
    "gong gong bolong adu merak adu sapi,
    ***** ndog-mu siji
    nek gak pecah tak tuthuk glathi
    dug.. dug.. pyar"

    ane tahu ada kelanjutannya, tapi dah lupa,
    ternyata dah ada blog yg melestarikannya....


    thank's gan

    ReplyDelete
  2. sama2.. ^_^
    sebenernya masih ada beberapa lagi mainan anak-anak jaman dulu yg mau diulas cm masih blm punya waktu untuk menulisnya.. :p

    ReplyDelete
  3. Era 70an aku sudah lupa min makasih sudah mengingatkan memori yg hilang

    ReplyDelete