I'm Just An Ordinary Woman ^_^

Tuesday, September 30, 2014

My Grape World: Bibit Anggur dari Biji, Kenapa Nggak?!


Dalam iklim tropis seperti negara kita ini, tanaman anggur ini bisa dibilang agak unik. Mungkin karena nature-nya merupakan tanaman negara 4 musim, jadi segala sesuatunya perlu treatment khusus. Termasuk perbanyakan bibit secara generatif alias dari biji. Beberapa teman mengeluhkan susah sekali untuk membiakkan tanaman anggur dari biji, tetapi ada juga yang lempar-lempar biji di pot aja bisa tumbuh (tetanggaku bilangnya begitu, ditaruh di pot begitu aja sudah tumbuh. Bener2 beruntung..hehe.. tp sayang, selanjutnya pertumbuhannya kurang dijaga.. ^_^).

Sementara pengalaman saya sendiri, sempet gemes juga membiakkan biji anggur ini. Pake rumus tetangga, dilempar-lemparin ke pot, ga tumbuh. Pake direndem sehari semalem, ga tumbuh juga. Terus dicelupin pemutih baju, tetep mogok. Akhirnya dari share informasi sama temen-temen grup dan ,tentu saja, bisikan dari mbah google, percobaan pembiakan biji yang ke sekian kalinya membuahkan hasil yang bisa dibilang cukup memuaskan.  Dari sekitar 50 biji yang disemai, sekitar 80% bisa sprout semua. Faktor yang agak mempengaruhi sepertinya masa dormansi biji. Di negara 4 musim, tanaman anggur mengalami masa dormansi atau "tertidur" ketika musim dingin tiba. 

Untuk biji, terminologi dormansi ini lebih pada terhambatnya pertumbuhan embrio karena pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji. (sumber: wikipedia). Karenanya, untuk memperbesar kemungkinan keberhasilan perkecambahan biji anggur ini diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mematahkan dormansi tersebut.
Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghambat dormansi antara lain:
•  Dengan perlakuan mekanis
Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.
•  Dengan perlakuan kimia
Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA).
•   Dengan perlakuan perendaman dengan air.
Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.
•   Dengan perlakuan suhu
Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.
•   Dengan perlakuan cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari. 
(sumber: wikipedia)

Hasil sharing dengan teman-teman grup BDTA maupun PTA, langkah-langkah penghambatan di atas hampir semua pernah dilakukan untuk mengecambahkan biji anggur kecuali perlakuan cahaya. Perlakuan mekanis dilakukan dengan memotong ujung biji sekitar 2mm, perlakuan kimia dilakaukan dengan merendamnya dalam cairan pemutih baju, perlakuan perendaman air dilakukan pada air hangat dengan ditambahkan perangsang akar alami yaitu bawang merah, dan perlakuan suhu yang dilakukan dengan menyimpannya di lemari es. Dari langkah-langkah tadi, saya sudah mencoba menerapkan langkah 1 dan 2 tapi hasilnya belum memuaskan.

Dengan mengandalkan penerawangan mbah google, saya komat-kamit menyebutkan kata "how to grow grape seed" dalam menyan mbah google. Hasil penerawangan mengarah ke situs wikihow. Dengan bekal hasil terawangan tersebut dan dipadu dengan tips temen-temen di grup BDTA dan PTA, saya melakukan percobaan dengan langkah berikut:



  • Kupas kulit ari biji anggur, bersihkan dan rendam selama 24 jam

Pengupasan kulit ari

  • Tiriskan biji anggur dan tata di atas tissue yang sudah dibasahi.
  • Tutup tatanan biji tadi dengan tissue yang dibasahi (menyerupai sandwich isi biji anggur..hehe..)
  • Masukkan 'sandwich' tadi dalam plastik, tutup rapat dan simpan di lemari es (jangan disimpan di freezer) selama minimal 1 bulan.
  • Setelah 1 bulan, keluarkan biji dari 'sandwich' tadi dan rendam dalam air hangat selama 30 menit.
  • Selanjutnya rendam dengan air bawang merah selama kurang lebih satu jam, tiriskan dan pendam dalam cocopeat (serbuk kulit kelapa) lembab dan simpan dalam suhu kamar sampai biji sprout.
  • Kurang lebih selama 1 minggu, biji sudah sprout dan bisa dipindahkan ke media tanam di seed tray atau langsung di polibag.
Biji anggur sprout dan siap disemai
Dengan langkah eksperimen tersebut, prosentase perkecambahan biji mencapai 80%. Hanya saja, saya kurang mengerti faktor mana yang memicu keberhasilan perkecambahan tersebut, pengupasan kulit ari kah, penyimpanan dalam kulkas, perendaman air hangat ataukah perendaman air bawang. Selama eksperimen tersebut, ada sisa biji yang lupa ditreatment sampai kurang lebih 3 bulan tersimpan di lemari es. Kondisi biji tersebut sudah jamuran. Akhirnya saya buang-buang aja ke pot, ternyata malah banyak yang sprout... Wah! 

Bibit anggur dari biji sering dinilai sulit untuk dibuahkan dan kalaupun berbuah berbed dengan varietas induk. Bagi hobiis yang menginginkan gen asli dari suatu varietas tentu menghindari pembibitan dari biji. Tetapi bagi hobiis yg ingin dapat surprise varietas baru tidak ada salahnya mencoba pembibitan biji ini. Mengenai sulitnya dibuahkan, Alhamdulillah..saya mempunyai pengalaman manis tentang itu. Pertengahan tahun 2012 saya membeli seed anggur varietas Pione dari seller di Banyuwangi. Seed semata wayang ini berhasil tumbuh subur setelah diground di halaman dan dalam waktu 1 tahun pohonnya udah gondrong kemana-mana. Saya mencoba untuk menerapkan rumus SPAP yang biasa dipake temen2 di grup. Tetapi rupanya saya salah dalam melakukan pemotongan/prunning. Berdasarkan contekan di grup maupun di youtube, batang yang kusisakan terlalu banyak. Saya terlalu sayang untuk memotongnya..hehe...

Akhirnya, sekitar akhir Juli lalu, batang2 kembali dipangkas, disesuaikan dengan itung-itungan batang cordon, spur, etc (pola prunning dr videonya mr. Roy Carobnjak), meski dr segi jumlah bud sebenernya masih kebanyakan..hehe...

Alhamdulillah... Meski ada kesalahan teknis dalam SPAP maupun prunning, akhirnya ada penampakan srinthil dari si Pione. Kini srinthil tersebut sudah berusia hampir 3 minggu. Mudah-mudahan varietasnya menyerupai atau lebih baik dari induknya.. Aamiinn..


Jadi, tidak ada salahnya mencoba membibitkan anggur dari biji kan?!
Selamat mencoba.. ^_^

Monday, September 8, 2014

My Grape World: Terjangkit Virus PengAnggurAn

Anggur.... Entah sejak kapan aku mulai jatuh cinta sama tanaman merambat yang satu ini. Yang jelas, saat ada yang pamer foto tabulampot anggur di sebuah akun blogspot, aku langsung kesengsem. Kebetulan si empunya blog ini supplier anggur di Banyuwangi. Pemiliknya lumayan komunikatif dan sangat welcome saat ditanya pernak-pernik merawat anggur. Tahap awal beli bibit dalam bentuk cutting (stek) 10 biji untuk jenis red prince (prabu bestari) dan 5 biji jenis maroo seedless. Tiap pagi ditengokin, begitu tunasnya sprout hati ini rasanya berbunga-bunga...hehe...

Tumbuh kembang si red prince dan maroo ini semakin hari semakin baik. Namun saat ditinggal tugas luar kota, suami laporan kalo semua bibit cutting tiba-tiba layu, entah penyebabnya apa. Saat itu tinggi tunas sudah mencapai 30 cm-an.. hiks.. Kembali menjalin komunikasi dengan empunya blog. Diduga penyebabnya adalah pupuk kandang (pukan) dari pupup kambing yang masih berbentuk butiran2 alias belum terfermentasi sempurna.. Olala....

Semakin penasaran dengan makhluk satu ini, pengadaan bibit pun dilakukan lagi. Kali ini mencoba dari biji. Sebab, untuk mendapatkan bibit cutting harus menunggu masa pemangkasan lebih dulu. Biji-biji tersebut merupakan varietas dari negeri sakura yang buahnya lumayan gede per butirnya. Sebagai percobaan awal, yang dibeli varietas Kyohoo, Pione, Oriental Star dan satunya lagi lupa..hehe... Dari petunjuk penyemaian di blog tersebut sepertinya mudah, tinggal direndam selama 24 jam terus disemai diatas tissue yang dibasahi dan ditaruh di wadah tertutup. Hasilnya.... dari 20 biji disemai, yang tumbuh cuma satu, si Pione.. alamakkkk.....

Lumayanlah ada yang bisa dipiara. Tunas semata wayang, Pione, pun dipindah ke polibag. Beberapa minggu kemudian pertumbuhannya terlihat stagnan. Sepertinya butuh media yang lebih besar. Akhirnya diputuskan bibit pione ini di-ground atau ditanam di halaman saja. Setelah pindahan rumah, si pione pun di-ground. 

Awal masa pasca ground sempet ketar-ketir. Rupanya baby pione ini menarik perhatian anak-anak kecil yang main-main di sekitar rumah. Entah karena gemes, bentuknya lucu atau apa, daun pione pun diprunthesi... hyaahh.... hahaha... Alhamdulillah, setelah diprunthes, pertumbuhan pione malah semakin ngacir. Sekarang usianya sudah hampir 2 tahunan. Pione sudah menunjukkan tanda-tanda mau berbuah walaupun cuma menghasilkan satu malai bunga saja. Karena konon kabarnya bibit dari biji susah untuk dibuahkan. Dan konon kabarnya pula, bibit dari biji bisa sama sekali berbeda dengan induknya. Mudah-mudahan saja hasilnya bisa lebih bagus dari induknya... Aamiinn...

Malai bunga Pione -bibit dari biji-
Setelah bergabung dengan grup tanaman anggur di facebook, referensi varietas dan teknik merawat anggur pun semakin banyak. Dan penyakit demam anggur yang kuderita pun semakin akut...hehe...Di grup ini para anggota saling berbagi informasi varietas, pengalaman, tips, dan  bibit anggur (thank you so much to my dear friends in BDTA and PTA, semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahanNya buat sahabat-sahabat semua). Berkat gabung di grup ini, koleksi pun bertambah. Jenis manicure finger, pione dan apirena seedless (baru aja sprout graftingannya) mulai menghiasi rumah. Sementara itu, varietas black magic masih harap-harap cemas, menunggu perkembangan hasil graftingan seminggu yang lalu. Saya tidak menyangka concern sahabat-sahabat terhadap tingginya buah impor di Indonesia ternyata begitu besar. Semoga grup ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan produktivitas komoditas anggur yang unggul sehingga dapat mengurangi laju impor buah dan menambah lapangan kerja di Indonesia .. Aamiinn...