SLR (Single Lens Reflex).... Pertama kali jatuh cinta
sama kamera ini saat melihat kakak kosku ikutan diklat fotografi yang diadakan
UKM fotografi Himafo (Univ. Negeri Malang) yg waktu itu diiisi sama fotografer
majalah Femina (aku lupa namanya). Begitu terkesan dengan foto close-up dengan background yang nge-blur. Hobi fotografi waktu itu
tergolong mahal. Perkakasnya aja nilainya jutaan, belum lg kalo perlu
gonta-ganti lensa menyesuaikan kondisi objek. Sampe ada temen yg ngakalin lensa
standar dengan cara dibalik terus diselotip di body demi untuk mendapatkan
fungsi lensa makro... :-p
Baru lensa aja tuh, belum pernak-pernik lainnya macam lampu flash alias blitz, tripod, filter, light-meter dan lain2nya. Media penangkapnya masih pake negatif film yg ASAnya 100,200 & 400, menyesuaikan dengan kondisi obyek yg mo diburu. Untuk menikmati hasilnya mesti nyambangi studio foto buat laundry negatif film plus cetaknya. Belum lagi resiko film terbakar. Bayangin aja abisnya berapa duit tuh setiap kali hunting? :p
Menyimpan SLR pun perlu perlakuan khusus, mesti pake
dry box yang harganya lumayan menguras kantong. SLR harus terbebas dari
udara lembab yang bisa menumbuhkan jamur. Dry box ini bisa dimodifikasi dengan
cara beli tempat kedap udara semacam tupperware dan silica gel elektrik
yg rechargeable dan tentu saja
kita mesti rajin2 menengok silica gelnya jangan sampe berada di posisi wet
dalam tempo yg terlalu lama. Lumayan merepotkan ya?! Pun begitu,
aku punya dendam kesumat, kalo punya tabungan banyak, aku mo beli kamera SLR...
hehe...
Saved by "Digital" and “Automatic Mode”
Seiring perkembangan zaman, teknologi digital
pun mulai merambah kamera SLR. Kamera SLR pun berevolusi menjadi kamera DSLR
alias Digital Single Lens Reflex.
Berbagai kemudahan memotret bisa diperoleh dengan alat yg satu ini termasuk
kemudahan “biaya”, karena untuk menikmati hasil bidikan, kita ga perlu susah2
lg ke studio poto, cukup pencet tombol play ajah... hehe..
Pertama kali pegang DSLR rasanya deg2an seneng meski pinjeman. Percobaan pertama, try to play with lens focus, bikin efek blur bacgroundnya. Dan yang jadi korban bidikan adalah koleksi CD. Setting masih serba otomatis alias anti goblog (istilah ini dulu dipake untuk kamera poket yg settingannya serba ostosmastis termasuk fokusnya :p), pemula masih blm berani nyoba yg macem2 apalagi kameranya pinjeman. Dan hasilnya bisa njenengan intip di bawah ini..
Komposisi warnanya
cukup nggilani bukan?!? :p Untuk menutupi malu, akhirnya tu poto kupoles2 pake
photoshop..hehe..
Suatu hari, aku dapat kesempatan
berkunjung ke salah satu kabupaten yg lumayan eksotis di Sulawesi Tengah. Harus
punya DSLR nih, pikirku. D3100.... senjata jepret keluaran 2010 ni akhirnya
kulirik... kamera kelas menengah dengan spesifikasi yg lumayan untuk pemula.
Kualitas video sudah HD dan ada live preview (motret tanpa perlu ngintip).
Dan hasilnya seperti
ini...
No comments:
Post a Comment